C.D Ingin Memulai Usahanya Sendiri, Tetapi . . . [Part 1]

Kali ini saya ingin berbagi cerita yang saya ambil dari buku Berfikir dan Berjiwa Besar yang merupakan terjemahan dari buku The Magic Of Thinking Big karangan David J. Schwartz , dalam isi buku pada Bab 10 yang berjudul  Dapatkan Kebiasaan Bertindak, menceritakan tiga riwayat kasus yang memperlihatkan bagaimana tiga orang bereaksi terhadap "kondisi". Disini saya ingin menuliskan kasus ketiga yaitu yang berjudul "C.D Ingin Memulai Usahanya Sendiri, Tetapi . . . " didalam buku disebutkan "Orang sukses yang aktif; disebut sebagai "aktivasionis" sedangkan orang yang biasa - biasa saja, orang yang menengah, orang yang tidak berhasil adalah orang yang pasif , disebut sebagai "pasivasionis". baca cerita kasus dibawah ini dan dapatkan manfaatnya.
Tuan C.D. menggambarkan satu kasus lain dari apa yang terjadi pada gagasan besar seandainya orang nunggu hingga kondisinya sempurna sebelum mengambil tindakan atas gagasan tersebut.

Sesaat sesudah Perang Dunia II, C.D. mendapatkan pekerjaan di Kantor Pabean. Ia menyukai pekerjaannnya, tetapi sesudah lima tahun ia menjadi tidak puas dengan kungkungan, jam kerja yang tetap, gaji yang rendah, dan sistem senioritas dengan peluang yang relatif sempit untuk kenaikan kedudukan.

kemudian ia mendapatkan sebuah gagasan. Ia sudah belajar banyak tentang apa yang diperlukan untuk menjadi importir yang sukses. Mengapa tidak memulai bisnis sendiri dalam mengimpor barang hadiah dan mainan berharga murah ? C.D. tahu banyak importir yang sukses yang tidak mempunyai pengetahuan tentang seluk beluk bisnis ini.

Sekarang sudah sepuluh tahun berlalu sejak C.D. memutuskan bahwa ia memulai usahanya sendiri. Akan tetapi sekarang ini ia masih bekerja untuk Kantor Pabean.

Mengapa? Nah, setiap kali C.D. baru saja akan siap melepaskan diri, sesuatu terjadi yang menghentikannya mengambil tindakan. kurangnya uang, resesi ekonomi, bayi baru, kebutuhan akan jaminan sementara, pembatasan perdagangan, dan lebih banyak dalih yang semuanya menjadi alasan untuk menunggu, untuk menunda.

kenyataan yang sebenernya adalah C.D. membiarkan dirinya berkembang menjadi pasivasionis. Ia menginginkan kondisi yang sempurna sebelum ia bertindak. Karena kondisi tidak pernah sempurna, C.D. tidak pernah mengambil tindakan.

Berikut ini adalah dua hal yang harus dilakukan untuk membantu menghindari kesalahan mahal dari tindakan menunggu hingga kondisinya sempurna sebelum Anda bertindak :
  1. Harapan adanya rintangan dan kesulitan yang akan menghadang. Setiap usaha mengandung resiko, masalah dan ketidakpastian. Mari kita andaikan Anda ingin mengemudikan mobil dari Jakarta ke Surabaya, tetapi Anda bekeras menunggu hingga ada jaminan seratus persen bahwa tidak akan ada jalan memutar, tidak ada gangguan mesin, tidak ada cuaca buruk, tidak ada pengemudi yang mabuk, tidak ada risiko apa pun. Kapan Anda akan memulai perjalannya? Tidak akan pernah ! Dalam merencanakan perjalanan menuju surabaya adalah bijaksana jika Anda memetakan rute Anda, memeriksa mobil Anda, dan dengan cara lain menghilangkan risiko sebanyak mungkin sebelum Anda memulai. Akan tetapi Anda tidak pernah dapat menghilangkan semua risiko.
  2. Hadapi masalah dan rintangan ketika muncul. Ujian bagi orang yang sukses bukanlah kemampuan untuk menghilangkan semua masalah sebelum mengambil tindakan, tetapi lebih pada kemampuan untuk menemukan pemecahan bagi kesulitan yang ada ketika ia menemuinya. Dalam bisnis, perkawainan, atau dalam kegiatan apa pun, seberangin jembatan ketika Anda tiba di jembatan tersebut.


EmoticonEmoticon